Pagi ini saat siap-siap berangkat kantor aku bingung mau pakai seragam apa ya, Korpri atau Keki...karena hari ini 1 Juni, seingatku hari ini adalah Hari Lahirnya Pancasila . Aku sempat sms ke teman n dijawab tidak, gak ada instruksi katanya.Kemarin saat upacara Senin, upacara luar biasa yang dilaksanakan tiap Senin atas perintah Gubernur jawa Tengah, sempat ada teman yang berkelakar, "apa besok upacara lagi? kan Hari Lahirnya pancasila?" teman lain menjawab, " ah gak yae, gak ada instruksi...", disahut oleh teman lain " apa karena Pancasila sudah tidak sakti lagi ya, jadi tidak ada peringatan...", kami sempat tersentak, ah segitunya kah....
Dalam dialog di beberapa televisi juga muncul pembicaraan tentang hal ini, kalau dikaitkan dengan kurikulum di Sekolah ada nara sumber yang menyebutkan kalau kini sudah tidak ada lagi pendidikan Pancasila tapi yang ada Pendidikan Kewarganegaraan. hal ini berpengaruh juga pada pendidikan Karakter bangsa... benarkah.
Mungkin teman-teman di Sekolah menemukan banyak dampak dari perubahan kurikulum tersebut. Bagaimana pula bila dikaitkan dengan program yang ada di Sekolah dengan Pendidikan Karakter untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional sebagaimana yang tercantum dalam pasal 3 UU no 20 tahun 2003,bahwa " Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Oleh karena itu upaya pembentukan sikap dan penilaian sikap sangat penting dilakukan oleh guru di sekolah.
3 komentar:
Ibu, meskipun tidak ada peringatan secara khusus sebagaimana dulu kita alami waktu sekolah, semoga saja sila-sila Pancasila menjadi gaya hidup kita.
Semoga Pak Kus... dan guru punya tugas untuk itu, menanamkan nilai-nilai untuk diaplikasikan dalam gaya hidup generasi ke depan....
Berbicara soal Pancasila, saya teringat tulisan Gus Mus tentang Sila Pertama "diganti" dengan Keuangan Yang Maha Kuasa. Tanpa bermaksud melecehkan nilai luhur Pancasila, namun kritik itu sudah di depan mata, bahwa dengan uang, orang bersalah sekalipun, bisa benar. Sedangkan sisi positivnya, Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, Sangat Islami. Dengan demikian, Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang saya pahami bahkan sangat sesuai dengan prinsip -meminjam istilah dari Alwi Shihab- Islam Inklusif. Sangat cocok dengan bangsa Indonesia. Insya Allah Ibu, saya siap menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik di SMP 2 Wonokerto.
Posting Komentar