Seleksi Guru Berprestasi untuk SMP/SMA/SMK Kabupaten Pekalongan tahun 2010 yang dilaksanakan pada hari ini Kamis, 20 Mei 2010 di SMP Negeri 1 Kajen, tidak banyak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya...... kurang peminat alias kurang peserta. Hal ini bisa dilihat dari jumlah peserta yang terdaftar atau dilaporkan oleh Kepala Sekolah. Sebagaimana telah saya tulis dua bulan lalu bahwa edaran tentang pelaksanaan telah kami kirim ke sekolah-sekolah agar masing-masing satuan pendidikan menyiapkan satu orang gurunya untuk dikirim atau dikutsertakan dalam kegiatan Seleksi Guru Berprestasi tingkat Kabupaten. Untuk selanjutnya pemenang akan dikirim ke tingkat provinsi.
Dari 103 SLTP (87 SMP Negeri dan 16 SMP Swasta) yang ada di Kabupaten Pekalongan ternyata hanya 9 SMP Negeri yang mengirimkan 9 gurunya dan tak ada satupun dari SMP Swasta. Dan dari 39 SLTA (11 SMA Negeri , 7 SMA Swasta, 4 SMK Negeri dan 17 SMK Swasta) hanya 7 satuan pendidikan yang menirimkan 8 gurunya untuk berpartisipasi. Dan yang lebih menyedihkan ada satu SMK RSBI yang juga tidak bisa mengirimkan dengan alasan tidak siap Karya Tulisnya???? Ternyata "budaya prestasi" masih rendah (atau sangat rendah???) kalau dilihat kegiatan ini menjadi salah satu indikator mutu pendidikan. Dan tentunya selaras juga dengan pencapaian mutu yang kita raih. Karena itu apresiasi kami yang stinggi-tingginya kepada Sekolah yang berkenan mengirimkan dan kepada para peserta yang dengan ikhlas (atau juga terpaksa???) telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Ada banyak alasan yang diungkapkan mengapa satuan pendidikan tidak mengirimkan atau bahkan sama sekali tidak berfikir hal ini menjadi bagian dari programnya. Salah satunya adalah keengganan atau kalau bisa dikatakan kesulitan para guru khususnya dalam penyiapan Karya Tulis Ilmiah. karena memang KTI ini menjadi bagian yang harus ditunjukkan sebagaimana dicantumkan dalam pedoman penilaian Guru Berprestasi tingkat nasional. Alasan lain yang muncul juga karena masih rendahnya penghargaan (hadiah ) yang diberikan. Ada juga yang beralasan surat atau pemberitahuan tidak ada.
Untuk semua alasan di atas atau juga alasan lain yang muncul, setidaknya ini menjadi fakta yang perlu disikapi oleh semua stakeholder pendidikan. Yang menarik salah seorang teman pengawas mengatakan, kok tidak ada yang pernah menanyakan kepada mereka atau kami tentang 'kapan seleksi Guru Berprestasi dilaksanakan?' Tapi setiap saat, lebih-lebih akhir-akhir ini, banyak sms yang masuk menanyakan ' apakah tunjangan Profesi sudah cair??? apakah tunjangan profesi sudah ditransfer ke rekening kami ????' kenapa tunjangan tambahan penghasilan hanya 11 bulan?'
Ya wajarlah..... tapi seharusnya sebagaimana harapan pemerintah dan masyarakat harus ada keseimbangan. Dan sekali lagi peran Kepala Sekolah sangat menentukan dalam hal ini, khususnya perannya sebagai motivator, manager dan leader, yaitu Kepala Sekolah mendorong , memotivasi, dan memprogramkan dengan baik upaya peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikannya. Dengan demikian bisa mencapai keseimbangan ini. Semoga tiba saatnya dimana budaya prestasi tumbuh di setiap jenjang dan satuan pendidikan di Kabupaten Pekalongan..............
11 komentar:
Assalamu'alaikum wr. wr.
Sekedar pemberitahuan Bu ... Kebetulan kalau sekolah kami selalu mengirimkan " Seleksi Guru Berprestasi " secara bergilir antara rekan yang satu dengan rekan yang lain. Saya sendiri maju 3 tahun yll waktu pengawasnya Bp. Samidi dan Panitianya Bp.Baedhlowi. Tahun 2009 yll yang maju seleksi Bp. Moh. Irfani, S.Pd. Dan Tahun 2010 ini Bp. Ahmad Yasin, S.Pd. Tahun ini saja misalkan boleh yang maju ada 2 rekan guru.
Wasssalmu'alaikum wr. wb.
Ya Pak Her...terima kasih dan apresiasi kami dg sekolah Bapak yang sdh tumbuh budaya prestasinya... mohon untuk terus dihidupkan.... karena hal ini sejalan dengan bukti tuntutan profesionalitas...
Ibu, sekadar wadul, sebenarnya sepengetahuan saya, rekan guru di SMP 2 Wonokerto, Pak Kusyardi sebenarnya layak maju seleksi. Pak Kus -saya biasanya memanggil demikian- sangat tertib administrasinya. Kalaupun ada kekurangannya, saya pikir tertutup oleh kelebihannya. Ibu dapat buktikan dengan melihat blog milik Pak Kus. Salah satu target kerja pribadinya yang di posting di blog-nya adalah program perpustakaan pribadi 1000 buku di rumahnya (Kesesi). Menurut saya, hanya guru yang bervisi ke depan dan tertib seperti Pak Kus yang memiliki program seperti ini. Untuk Pak Kus kalau baca komentar ini, maaf belum ijin Njenengan Pak Kus, karena saya pikir program perpustakaan pribadi 1000 buku Pak Kus sudah diketahui oleh Bu Masruroh. Njih tho Bu?
Yang pasti SMP 2 Talun tidak ada yang ikut. Rata-rata tidak memenuhi syarat (8 tahun mengajar). Jadi untuk guru berprestasi, menunggu beberapa tahun lagi (itu pun kalau masih ada programnya).
O, ya Bu. Numpang salam buat Pak Kusyardi dan Pak Mujibelrahman. Blog kedua Pak Guru dari Wonokerto 2 itu sudah saya kunjungi. Saya senang dan tak menyangka, guru kita secara diam-diam banyak yang menulis juga. Hanya saja, saya merasa kesulitan saat meninggalkan jejak komentar.
Ok, trims dan tetap semangat!
Ya pak Mujib bagus sekali, saya sdh buka blog beliau... tinggal kegiatan itu dibuat dalam bentuk KTi. Selain itu ada baiknya menulis juga tentang "Best Practice" atau pengalaman mengajar yg paling dirasa berhasil dg metoda tertentu.... tahun depan kami tunggu..... nulisnya mulai sekarang pak...
Ibu benar, budaya prestasi masih rendah. Saya sendiri merasa KTI masih menjadi kerikil dalam perjalanan menuju seleksi guru berprestasi. Saya masih gagap ketika harus merangkai kata 'tuk menuang gagasan. Itulah mengapa sampai hari ini kesempatan emas yang diberikan pimpinan sekolah (dan juga dorongan tulus teman-teman) agar saya mengikuti seleksi guru berprestasi tak jua saya iya-kan.
Untuk Ustad Mujib, terima kasih dan, mohon do'anya agar saya bisa mencapai derajat seperti yang Ustad uraikan dalam komentar.
Betul Pak Kus, berdasar TNA(test Need assessment) memang penulisan KTI masih menjadi kesulitan yang paling besar, namun mau tidak mau itu harus menjadi bagian profesionalitas, ini bisa kita lihat dari tuntutan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya(mulai th 2012), untuk bisa naik pangkat harus ada Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif terkait tugasnya... belum terlambat untuk terus belajar krn memang kita lebih khusus guru dituntut unt belajar sepanjang hayat....
Ternyata guru-guru yang punya blog untuk kabupaten Pekalongan lumayan juga Bu. Sayangnya belum terdata. Bagaimana kalau ini didata Bu, lalu suatu ketika kita kumpul, silaturahmi, dan saling berbagi. Bila perlu dibuat semacam perkumpulannya.
ok that's a good idea...silakan pak Zul bisa koordinir, sy dukung....
Untuk meningkatkan prestasi guru perlu diciptakan iklim kompetisi, untuk menciptakan iklim kompetisi perlu motivasi, salah satu motivasi peserta lomba adalah hadiah yang menarik. Kita tidak bisa mengharapkan peserta lomba dalam jumlah besar jika hadiah yang ditawarkan tidak menarik. cobalah tawari studi ke jenjang yang pendidikan lebih tinggi, dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi, atau diajak plesir dengan pejabat yang lebih tinggi, pasti deh seleksi guru berprestasi akan dibanjiri peserta.
Posting Komentar