Senin, 29 Maret 2010

Teaching Clinic (Klinik Pembelajaran)

        Beberapa waktu yang lalu ada salah satu comment dari 'Rossi' tentang harapannya saya bisa berbagi tentang 'teaching clinic' yang diperlukan bagi guru khususnya tuntutan pembinaan pasca sertifikasi dalam rangka peningkatan profesionalitasnya. Berikut ini saya dapatkan materi dari bapak Rasto, salah seorang  dosen di Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.  

Apakah Klinik Pembelajaran?
 Andaryani (2006) dalam situs www.ict4pr.org,  mengemukakan klinik pembelajaran yang dinamakan experiential classroom merupakan tempat yang dapat digunakan untuk mendemonstrasikan, dan memberikan dorongan dan inspirasi melalui peragaan alat pembelajaran yang praktis dan nyata untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran seorang guru secara mandiri (A LLEEP Clinic at Syracuse University, 2003). Lembaga Pengembangan  dan Pendidikan Universitas Sebelas Maret pada situs  http://lpp.uns.ac.id  mengemukakan klinik pembelajaran merupakan sebuah konsep yang mempunyai  makna yang terkandung dalam “klinik” dan “pembelajaran”, sebuah klinik yang dibangun untuk mendemonstrasikan, memberikan dorongan dan memberikan inspirasi dengan cara-cara inovatif melalui aktifitas nyata untuk meningkatkan kualitas mengajar guru  secara mandiri.

 Dit. Ketenagaan Ditjen. DIKTI DEPDIKNAS dalam situs http: //klinikpembelajaran.com mengemukakan klinik pembelajaran merupakan wadah bagi guru untuk melakukan serangkaian upaya yaitu kegiatan refleksi, penemuan masalah, pemecahan masalah melalui beragam strategi untuk meningkatkan keterampilan dalam mengelola pembelajaran. Strategi utama yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
     Dapat disimpulkan bahwa klinik pembelajaran adalah  pusat atau unit yang berfungsi untuk meningkatkan dan atau memperbaiki kinerja tenaga professional di bidang pendidikan. Klinik pembelajaran dibangun dengan pondasi kemitraan antara berbagai lembaga.
       
Bagaimana tahapan klinik pembelajaran?
   Untuk membangun klinik pembelajaran diperlukan empat tahapan proses seperti tertuang dalam situs http://lpp.uns.ac.id, yaitu:
1.      Pengembangan klinik pembelajaran
2.      Kegiatan uji coba konsep klinik pembelajaran.
3.      Review dan pemantapan konsep klinik pembelajaran
4.      Sosialisasi klinik pembelajaran 
Layanan apa yang tersedia di klinik pembelajaran?
  Karena Klinik Pembelajaran merupakan milik bersama para guru, maka tempat ini dapat digunakan dengan bebas untuk berdiskusi, melakukan refleksi atau merenung tentang proses pembelajaran yang telah dijalani, bersimulasi, misalnya bagaimana cara mengajarkan suatu konsep dengan menyenangkan, dan membuat catatan bersama-sama dengan teman sejawat. Di Klinik Pembelajaran, para supervisor akan membantu dalam melakukan berbagai kegiatan tersebut. (http://klinikpembelajaran.com) 
Apa manfaat ke klinik pembelajaran?
   Wawasan guru akan lebih terbuka apabila terbiasa melakukan diskusi dengan teman sejawat. Selanjutnya, dengan kasus-kasus pembelajaran yang guru kumpulkan, diskusikan, dan pecahkan bersama pada klinik pembelajaran, akan mengasah kepekaan terhadap permasalahan yang terjadi di kelas, sehingga rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas sebagai guru meningkat. Dengan demikian, diharapkan kualitas proses pembelajaran akan lebih meningkat yang tentunya membawa dampak kepada kualitas siswa yang lebih baik. (http://klinikpembelajaran.com 
      Nah dari penjelasan di atas bagaimana seandainya kita upayakan agar sanggar/Gugus KKG/MGMP  dapat kita jadikan sebagai 'Klinik Pembelajaran' ......

3 komentar:

Kusyardi mengatakan...

Ibu, terima kasih. Tulis lebih banyak hal lagi yang menurut Ibu perlu kami, para guru, ketahui.

Masruroh mengatakan...

Dengan senang hati Pak Kus... atas masukannya... salam buat Rossi n lintang ya, jg ibunya.. sukses tuk program 1000 bukunya....

darsono mengatakan...

Bu ,sama seperti Pak Kus Sahabatku.Perlu dan penting pengetahuan tentang Klinik Pembelajaran. Kedepan pembelajaran hrs lebih bermutu.Kendalanya alat peraga pembelajaran yang minim.