Jumat, 28 Mei 2010

Cinta Sejati Pak Habibi

Puisi terakhir BJ.HABIBIE untuk sang istri

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.


Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ....

BJ.HABIBIE

Ada kabar kalau ini bukan puisi yang dibuat Pak Habibi, namun terlepas benar atau tidak saya dapat share dari Mas Burhan (wartawan SM), secara content puisi ini benar-benar menyentuh hati....

6 komentar:

Masruroh mengatakan...

Wah menyentuh sekali...bisa gak ya seperti mereka....

M Mursyid PW mengatakan...

Gak nyangka seorang BJ Habibi, satu-satunya teknokrat negeri ini yang pernah menjadi ikon teknologi, ternyata sedemikian romantisnya terhadap sang istri yang bahkan sudah tiada lagi sanggup berbuat apa-apa untuk suami.
Semoga kita dapat meneladani.

ony's blog mengatakan...

wah.... puisi hebat. Semoga p habibie tabah.

ony's blog mengatakan...

hm..... true love. Semoga yang ditinggalkan tabah, amin.

Abdul Aziz mengatakan...

Sangat menyentuh sekali. Pak Habibie pernah mengtakan,"Ainun dilahirkan untuk saya. Saya dilahirkan untuk Ainun". The greatest love of all...

Salam kenal Bu.
Terima kasih tulisannya yang menatik ini.

Masruroh mengatakan...

Salam kenal kembali, terima kasih telah sudi berkunjung...
Semoga puisi ini bisa jadi inspirasi agar kita bisa mencintai dan setia dengan pasangan hidup kita ya pak...