Minggu, 17 April 2011

PIRLS Test....... hasilnya akan menjadi gambaran kinerja guru

               Dua hari yang lalu  FB saya ditag oleh Kepala SdN 01 Simbang kulon Buaran tentang catatan di Blog SD tsb.... :
Pada hari Rabu 13 April 2011 SDN01 Simbang Kulon Kec,Buaran menjadi sample study International PIRLS sebagai objek penelitian minat baca anak kelas IV oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Dalam kegiatan itu dilakuan tugas latihan membaca soal Bahasa Indonesia, Matematika,dan IPA ,dengan bentuk soal bobot tinggi antara siswa satu dg lainnya tidak sama.
Dengan segala keterbatasan kami menyambut petugas secara sederhana..Semoga penelitien dengan hasil penyelesaian soal oleh siswa kami menjadi tolak ukur untuk memperjuangkan sarana dan prasarana pendidikan di tingkat Sekolah Dasar.

          Lalu saya tulis komen  sbb:
HASIL tes PISA (Program for International Student Assessment) 2009, tes yang diselenggarakan oleh  OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) yang berbasis di Paris itu -- di antara para pelajar usia 15 tahun dari 65 negara, yang diuji kemampuannya di tiga bidang: sains, membaca, dan  matematika –-
Pada tes PISA 2003, tatkala jumlah pesertanya 41 negara, untuk ketiga bidang tadi, Indonesia berada di urutan 38/39/35. Artinya, kita berada di papan bawah. Pada tes PISA 2009, dengan peserta 65 negara, Indonesia tetap jadi “juara bertahan” di papan bawah:  peringkat ke-60 untuk sains,  57 untuk membaca, dan 61 untuk matematika. Artinya, kualitas para pelajar kita, kini berada di posisi terendah bersama Argentina, Tunisia, Albania, Panama, Peru, Qatar, Kazakstan, Azerbaijan, Kyrgysztan.

Sebelum itu, tiga hasil studi internasional PIRLS (Progress in International  Reading Literacy Study)  2006, PISA (Program for International Student Assessment) 2006 dan TIMSS(Trends in International Mathematics & Science Study) 2007,menyimpulkan: 1. Kemampuan siswa Indonesia untuk semua bidang: di bawah rata-rata skor internasional yang 500. 2. Siswa Indonesia hanya mampu menjawab soal-soal dalam kategori rendah, dan hampir tidak ada yang dapat menjawab soal-soal yang menuntut pemikiran tingkat tinggi.
Kita mau bilang apa? Sejak 2003 hingga 2009, kita seperti berjalan mundur, dan terus menjadi yang terbelakang.

Nah bagaimana hasil tes tahun ini dimana SD ibu menjadi salah satu sampelnya, akankah menunjukkakan kenaikan? apapun hasil tes nanti adalah jawaban dari kinerja para guru2, harus kita sadari apabila hasilnya masih rendah itu pertanda kinerja para guru untuk mencari model2 pembelajaran yg efektif harus terus ditingkatkan......

Mohon maaf apabila komen di atas mungkin kurang pas, akan tetapi harus kita sadari tuntutan kinerja guru profesional memang terkait dengan hasil  keluaran yang diuji dan dibandingkan, sehingga dapat terukur akuntabilitasnya. 

Semoga dampak Sertifikasi Guru menunjukkan hasil yang signifikan dengan salah satunya meningkatnya peingkat siswa Indonesia dalam tes internatsional yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga internasional seperti PIRLS, TIMSS atau PISA....................

9 komentar:

totokjp mengatakan...

selamat buat SDN01 Simbangkulon Buaran, moga2 hasilnya sesuai dengan harapan kita bersama selaku insan pendidik yg prof.sehingga kita kembali eksis di bidang pendidikan ketika era 70an/80an di kawasan regional.

MAS OEIT mengatakan...

perlu adanya pembenahan disegala komponen, guru, sarana prasarana dan kurikulum. guru hendaknya tidak hanya menuntut akan haknya tapi yang utama kewajiban harus dikedepankan, profesionalisme bukan hanya sekedar slogan saja tetapi memang benar-benar sebagai kewajiban yang harus dipenuhi dengan sepenuh hati dan bukan paksaan. Sapras yang dibutuhkan disetiap satuan pendidikan terpenuhi sesuai standart dan kebutuhan tuntutan masyarakat. Sukseslah kabupaten Pekalongan ... semoga.

Anonim mengatakan...

Ya, smg dg adany UU Guru&Dosen, program PPKHB, tunjangan fungsional, mjadi daya dukug pningkatan pendidikan d segala bidang pd umumny...

Anonim mengatakan...

semoga terus memacu semangat guru untuk selalu meningkatkan kinerjanya

Masruroh mengatakan...

@All: thanks for your comment

blog ( mantan )wakasek kesiswaan SMA 1 Doro Pekalongan mengatakan...

wah jadi bangga, saya alumnus dari sana juga, sekarang SD simb. kulon semakin maju pesat. gedungnya semakin memadai, dan ternyata Kepala sekolahnya semakin SMART. Congratulation.....

blog ( mantan )wakasek kesiswaan SMA 1 Doro Pekalongan mengatakan...

Wah jadi teringat waktu kuliah dulu, Saya juga pernah jadi administrator yang melakukan penelitian PISA dan TIMSS, waktu itu di Jawa Timur melalui Dindik Propinsi Jatim. Penelitian waktu itu saya kebagian di Jombang, Jember, dan Banyuwangi.
Alkhamdulillah kalo sekarang ada PIRLS test, semoga kualitas nasional pelajar kita semangkin meningkat. dan temtunya kualitas Guru dan tenaga kependidikan pun harus berpacu.. Aminn....

Qonitacentil.blogspot.com mengatakan...

Salah satu manfaat hasil tes memang untuk melihat sejauh mana hasil dari proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Apapun hasilnya jangan disesali tetapi harus menjadi dasar untuk perbaikan ke depan. Sayangnya masih banayak sikap guru yang takut terhadap hasil tes/ujian, sehingga perilaku curang dalam pelaksanaan ujian untuk siswanya masih dijumpai disana sini.

Anonim mengatakan...

ungkapan yg benar untuk istilah yang bermakna 'acuan atau patokan pembanding' itu adalah tolok ukur, bukan tolak ukur. he he he maaf ya bu, saya iseng kesasar, dan kok ya lagi-lagi menemukan kekeliruan penggunaan istilah itu (banyak sekali yg begitu bu). dan saya selalu risih jika ada orang menggunakan ungkapannya.