Senin, 30 April 2012

Seminar HIV-AIDs dalam Semangat Kartini


 Dalam Peringatan Hari Kartini ke -133 tahun 2012 ini Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan  melaksanakan Seminar tentang HIV -AIDs sebagaimana temanya : "Dengan Semangat Kartini Kita Galang Bersama Gerakan Penanggulangan HIV – AIDS Bagi  Perempuan dan Anak di Jawa Tengah.”  
Adapun peserta yang terdiri dari 
1.    Perwakilan SKPD Terkait
2.    Anggota DPRD Perempuan
3.    Organisasi Perempuan
4.    Kepala Puskesmas
5.    Ketua TP PKK Kecamatan se Kabupaten Pekalongan
6.    Perwakilan TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan)  Kabupaten Pekalongan
7.    Perwakilan LSM
8.    Perwakilan Paguyuban Pemilik Karaoke dan Tempat Hiburan
9.    Perwakilan Organisasi Pemuda dan Pelajar
10. Perwakilan ODHA(Orang Dengan HIV Aids)
diharapkan mampu menjadi penggerak dan motivator dalam  Gerakan Penanggulangan HIV – AIDS Bagi  Perempuan dan Anak di Kabupaten Pekalongan.
  

Ø Seperti diketahui bersama, permasalahan HIV-AIDS bukan saja menjadi masalah nasional akan tetapi sudah menjadi masalah global karena lebih dari 40 juta jiwa manusia yang hidup di dunia telah terinfeksi HIV. Di Indonesia tidak ada propinsi yang dinyatakan bebas dari HIV dan AIDS, bahkan diperkirakan saat ini HIV dan AIDS sudah menjangkit di lebih dari separuh Kabupaten/kota di seluruh Indonesia termasuk Kabupaten Pekalongan.
Dalam Seminar kali ini hadir sebagai nara sumber utama adalah Praktisi HIV-AIDs Rumah Sakit Dr Karyadi Semarang, dr. Muchlis Achsan Udji Sofro, Sp.OG Tim HIV-AIDS RSUP Dr Kariadi-FK UNDIP dan Nara Sumber Pendamping dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Suwondo,Kasi PM dan selaku Moderator , Yulius Kabid PM, Dinkes kab. Pekalongan. 

Hadir juga seorang ibu rumah tangga penderita HIV (ODHA) yang menyampaikan Testimoni, kronologis mengapa dirinya menderita HIV, yang ternyata tertular dari suami, dan diketahui setelah suaminya tersebut meninggal dunia. Sebelumnya diketahui hanya tifus, namun setelah dirinya mengalami demam tinggi juga satu dari 3 anaknya setelah dirujuk ke RS Kariadi dan dites dengan hasil positif HIV, padahal yang bersangkutan hanya berhubungan dengan suaminya.

Dalam kesempatan ini diberikan juga bantuan sosial dari Pemerintah Daerah kepada beberapa  orang  ODHA, yang secara simbolis diterima oleh seorang ODHA yang berkenan memberi testimoni.
Pada acara istirahat juga dimeriahkan dengan suguhan Tarian Tradisonil Jawa: Wira Pertiwi, yang menggambarkan para Srikandi yang memiliki semangat juang , ditampilkan oleh 5 penari binaan dari DKD (Dewan Kesenian Daerah) Kabupaten Pekalongan yang kini diketuai oleh Bapak Heru Utomo, M.Pd.

Ø Menurut perkiraan UNAIDS di dunia ini setiap hari terdapat lebih dari 5.000 orang pengidap baru HIV dan AIDS yang berusia antara 15-24 tahun, hampir 1.800 orang yang hidup dengan HIV positif di bawah usia 15 tahun tertular dari ibunya, serta sekitar 1.400 anak di bawah usia 15 tahun meninggal akibat mengalami fase AIDS. Data ini menunjukkan kepada kita betapa besar risiko yang dihadapi kelompok penduduk usia muda saat ini. Banyak faktor penyebab terjadinya epidemi yang begitu cepat, antara lain faktor globalisasi dimana arus informasi dan mobilitas penduduk begitu cepat menembus antar negara di dunia. Sementara ikatan kekeluargaan, nilai-nilai budaya dalam masyarakat dan ketaatan beragama sudah mengalami erosi yang berakibat pada kurang diterapkannya fungsi-fungsi keluarga. 

Ø Di Indonesia bedasarkan data dari Kementerian Kesehatan  sampai pada triwulan kedua 2011 sebanyak 6.087 kasus baru HIV. Sampai akhir Juni 2011 secara kumulatif jumlah kasus AIDS tercatat sebanyak 26.483 kasus. Disamping itu Indonesia juga tergolong sebagai negara dengan epidemi HIV dan AIDS terkonsentrasi , dimana pada wilayah-wilayah tertentu prevalensi populasi sudah mencapai 5 persen atau lebih.

Ø Jumlah remaja di Indonesia semakin meningkat dan saat ini sekitar 28 – 30 % penduduk adalah remaja yang berusia 15-24 tahun. Masa remaja merupakan masa transisi antara kanak-kanak dan dewasa. Sifat kepribadiannya masih labil karena masih mencari jati diri, sehingga rentan terhadap berbagai godaan dalam lingkungan pergaulannya. Mereka cenderung ingin tahu dan mencoba-coba apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Kematangan seks yang lebih cepat dengan dibarengi makin lamanya usia untuk menikah menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah remaja yang melakukan hubungan seks pranikah. Dengan demikian, remaja dianggap sebagai kelompok yang mempunyai risiko secara seksual maupun kesehatan reproduksinya, dengan konsekuensi diantaranya terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), tindakan aborsi, terinfeksi penyakit menular seksual (IMS) bahkan terjangkit HIV/AIDS.

Ø Angka HIV/AIDS saat ini menunjukkan adanya peningkatan ibarat “Phenomena gunung es”. Diperkirakan di Kabupaten Pekalongan ada sekitar 151-400 orang penderita HIV/AIDS. Di Kabupaten Pekalongan sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2012 dilaporkan terdapat 64 kasus HIV/AIDS dengan proporsi jumlah AIDS sebanyak 43 (.67%), sebagian besar (59 %) kelompok wanita dan 55.% sudah meninggal. Dilihat dari kelompok penderita yang terbesar pada kelompok umur 25- 34 tahun yaitu sebanyak 52 %. Sedangkan bila dilihat dari pekerjaan penderita ternyata yang paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebesar 22 % disusul kelompok pekerja seks komersial   sebesar 20 %. Ada sekitar 12 %  anak di bawah usia 15 tahun yang sudah menderita HIV/AIDS yang berasal dari ibunya dengan usia terendah anak umur 18 bulan.

Ø Pergaulan bebas, berganti-ganti pasangan, hubungan seks yang tidak aman, kurangnya akses informasi dan layanan reproduksi bagi remaja merupakan faktor yang menjadi permasalahan sehingga kasus HIV-AIDS di kalangan usia muda sangat tinggi. Oleh karena itu kita harus  segera bertindak dengan memutus mata rantai penularan agar jumlah penderita tidak semakin bertambah karena dapat membahayakan generasi muda masa depan bangsa.

Ø Melihat tingginya prevalensi HIV-AIDS saat ini, HIV-AIDS bukan hanya masalah medik dari penyakit menular semata, tetapi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang sangat luas, menyangkut aspek sosial, budaya dan psikologis. Oleh karena itu, penanganannya  juga harus berdasarkan pendekatan kesehatan masyarakat.  Untuk itu pemerintah harus segera bertindak dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Ø             Dalam kesempatan yang baik ini kami menekankan hal-hal sebagai berikut :
1.  Perlu adanya peranan wanita dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk membentengi keluarga kita dari penyakit HIV/AIDS
2.  Diperlukan sebuah upaya bersama untuk meningkatkan  pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat luas tentang fenomena HIV/AIDS. 
3. HIV-AIDS Penyakit  Menular  Yang bisa dicegah penularannya
¡Caranya:
§Jangan melakukan hubungan sex sebelum menikah
§Jika akan menikah sebaiknya Tes HIV dulu
§Setelah menikah: setia pada pasangan 

Berikut Gambar penderita HIV-AIDs:




Ø  Dengan pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang lebih baik, diharapkan stigma dan diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV akan semakin berkurang sehingga akan mendorong orang untuk terbuka dan berani mengetahui status HIV-nya. Situasi seperti ini serta merta akan memudahkan upaya pemetaan perkembangan pendemi AIDS sehingga upaya penanggulangan dan pencegahannya pun akan lebih tepat dan cepat.

Tidak ada komentar: