Kamis, 30 Juli 2009

Sistem Pendidikan di Jepang

Hasil Kunjungan Counterpart Training di Tokyo Jepang

Keikut sertaan saya dalam Counterpart Training di Jepang sepenuhnya didukung oleh JICA , dimana Kabupaten Pekalongan menjadi salah satu Kabupaten yang memiliki kerja sama dalam program REDIP. Dalam pelatihan ini peserta dibawa mengunjungi SD dan SMP disana serta beberapa instansi terkait. Hasil kunjungan ini didiskusikan oleh para peserta untuk dapat menjadi masukan yang berharga bagi pengembangan pendidikan di daerah masing-masing.


Sepertinya reformasi pendidikan yang telah dilakukan oleh pemerintah sekarang ini sebagian adalah hasil studi banding dari yang berlaku di Jepang, seperti dalam hal pendanaan pendidikan, MBS, partisipasi masyarakat dalam pendidikan melalui komite sekolah, adanya Dewan Pendidikan, kebijakan peningkatan mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melalui LPMP dengan pemberdayaan KKG/MGMP, lesson study, 8 Standar nasional pendidikan, SD-SMP Satu Atap, Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/ME, kebijakan Pengawas harus berasal dari Kepala sekolah , akreditasi satuan pendidikan dan lain-lain.

Berikut sebagian dari laporan yang saya susun dan kami sampaikan pada REDIP, SETNEG,Pemda Kab Pekalongandan Kepala Dinas Pendidikan :

....................................................................................
c.9. Kunjungan Ke Kantor Walikota Suginami-ku dan SD Eifuku
Pada hari Senin, 4 Pebruari 2008, sesuai dengan jadwal kunjungan kami ádalah ke kantor Walikota Suginami-ku. Kami diterima pada jam 10.30 oleh Ketua Dewan Pendidikan Suginami-ku Mr. Yamada dan anggota lain , seperti Mr. Nakamura, Kasi Pengembangan Reformasi, Mr. Sotsuki, Koordinator Supervisor, dan Mr. Koonai, Kasubsi Pengembangan Reformasi Pendidikan.
Dari Kantor walikota kami diagendakan dengan acara:
1. Kunjungan ke SD Eifuku
2. Penjelasan Kepala Sekolah SD Eifuku
3. Observasi Pembelajaran
4. Makan siang dengan menú Chicken Ais
5. Kembali lagi ke Kantor Walikota untuk diskusi
Dari Kantor Walikota kami diantar oleh tim dari Dewan Pendidikan Suginami-ku dengan mobil dinas, perjalanan kurang lebih 15 menit.
Kunjungan ke SD Eifuku dilakukan dengan agenda :
1. Gambaran umum oleh Kepala Sekolah
2. Observasi kelas
3. Makan siang bersama

SD Eifuku memiliki 13 kelas dengan jumlah siswa 400 berusia antara 6 sampai dengan 12 tahun. Fasilitas yang dimiliki adalah halaman yang luas dan ada pohon Keaki menjadi tempat anak-anak bermain, adanya Kolam sebagai bioto difungsikan dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga angin dan juga fasilitas tenaga matahari.
Mata pelajaran yang diberikan adalah Bahasa Nasional, Matematika, IPA, IPS, Musik, Kerajinan Tangan, Olah Raga, PKK, dan kegiatan khusus pembelajaran berorganisasi seperti OSIS. Kondisi siswa sebagian besar berasal dari keluarga kelas ekonomi menengah ke atas, selesai sekolah mereka masih bermain di halaman sekolah, meski habis selesai hujan salju, tetap ada kegiatan ekstrakurikuler Baseball dengan menghadirkan seorang pelatih.
Kelebihan khusus SD Eifuku ini adalah sebagai School Based Community, yaitu adanya ’Perhimpunan Pendukung Sekolah’, yaitu organisasi volunteer yang membantu sekolah seperti ikut membantu dan mengawasi proses pembelajaran, mengingatkan anak-anak apakah mereka sudah mengerjakan PR atau belum, membersihkan dan menata buku-buku perpustakaan, dan lain-lain. Anggotanya dari masyarakat di sekitar sekolah, baik ibu rumah tangga maupun para mahasiswa, yang hadir di waktu luang mereka. Saat ini ’Perhimpunan Pendukung Sekolah’ diketuai oleh ibu Suzuki, seorang ibu rumah tangga, dengan jumlah anggota sekretariat 3 orang, dan jumlah anggota seluruhnya 100 orang, semua anggota adalah orang tua siswa. Mereka masih berharap adanya anggota dari tokoh masyarakat. Untuk melaksanakan kegiatannya dulu mereka menggunakan uang pribadi, namun sekarang pemerintah daerah melalui Dewan Pendidikan Suginami-ku memberikan Subsidi.
’Perhimpunan Pendukung Sekolah’ ini berbeda dengan ’Parent-Teacher Association’ (PTA) yang sudah ada. Bila PTA adalah lembaga yang menghubungkan sekolah dengan orang tua, sedangkan ’Perhimpunan Pendukung Sekolah’ terdiri dari orang-orang yang mendukung program sekolah, dengan asumsi bahwa Guru saja tidak cukup untuk melaksanakan semua tugas-tugas di sekolah, karena itu Kepala Sekolah menerima orang-orang yang mau mendukung.
Selesai makan siang bersama di SD Eifuku dengan Dewan Pendidikan, ketua Perhimpunan Pendukung Sekolah, Kepala Sekolah dan wakil kepala sekolah, kami kembali ke Kantor Walikota Suginami-ku.
Sekembali di kantor Walikota Suginami-ku, kami mendapatkan penjelasan tentang program Dewan Pendidikan Suginami-ku dan melakukan tanya jawab. Berikut penjelasan yang kami dapatkan :
o Mr. Nakamura, Kasi Pengembangan Reformasi Pendidikan, Dewan Pendidikan Suginami-ku, Tokyo.
- Suginami-ku memiliki 44 SD dan 23 SMP, dan SD Eifuku adalah SD terbaik di Suginami-ku.
- Sekolah didukung oleh oleh guru, PTA dan Perhimpunan Pendukung Sekolah . Melihat keberhasilan Perhimpunan Pendukung Sekolah di SD Eifuku, Pemda Suginami-ku berencana mengembangkan nya dari unsur masyarakat, dengan tujuan :
1. Dengan adanya ’Perhimpunan Pendukung Sekolah’ sekolah dapat melibatkan masyarakat, warga yang memiliki pengetahuan khusus dapat membantu sekolah baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun pada kegiatan ekstrakurikuler.
2. Kesibukan para guru dalam mempersiapkan proses pembelajaran, sehingga ada beberapa hal yang mungkin tidak terjangkau seperti menata rumput, menata buku-buku di perpustakaan, yang membutuhkan bantuan volunteer anggota perhimpunan. Dengan demikian guru dapat lebih konsentrasi pada kegiatan pembelajaran di kelas.
- Di SD Eifuku semua anggota Perhimpunan Pendukung Sekolah adalah orang tua siswa, namun di beberapa sekolah lain ada pula dari perguruan tinggi, aktifis LSM, dan ;lain sebagainya.
- Kebijakan Suginami-ku yang menekankan bahwa sekolah sebagai pusat kegiatan anak, membuat penghargaan Dewan Pendidikan Suginami-ku kepada aktifitas Perhimpunan Pendukung Sekolah, dengan pemberian subsidi sebesar 500.000 Yen per tahun, dan volunteer yang terlibat mendapat tunjangan pransport sebesar 2.200 Yen per kegiatan..
- Dari 44 SD dan 23 SMP di Suginami-ku baru 17 sekolah (9 SD dan 8 SMP) yang telah memiliki Perhimpunan Pendukung Sekolah. Ada juga yang Perhimpunan Pendukung Sekolah-nya merupakan gabungan untuk satu sekolah. Direncanakan pada tahun 2010 semua sekolah telah memiliki Perhimpunan Pendukung Sekolah.

o EVALUASI SEKOLAH, oleh Mr. Asakawa, Kepala Pusat Pendidikan Sebi
- Tujuan Evaluasi Sekolah adalah :
1. meningkatkan kemampuan sekolah, guru dan kolaborasi dengan masyarakat untuk mengelola pendidikan
2. Terwujudnya pengelolaan sekolah dengan perencanaan yang baik, dan perencanaan tersebut menjadi alat/instrumen terhadap evaluasi sekolah
3. Peningkatan kualitas orang tua siswa , karena mereka juga mengisi kuesioner evaluasi.
4. Peningkatan kemauan masyarakat sekitar sekolah, karena masyarakat perlu meninjau bagaimana sekolah dikelola.
- Evaluasi terdiri dari :
1). Self Evaluation oleh Guru
2). Kuesioner Eksternal yang diisi oleh orang tua dan siswa
3). Evaluasi Eksernal oleh Asosiasi Penasehat atau PTA.
Selanjutnya hasil evaluasi tersebut dianalisis, dan hasilnya akan diumumkan kepada masyarakat. Dan pihak sekolah akan melakukan perbaikan-perbaikan seperlunya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
- Kebijakan Evaluasi Sekolah di Suginami-ku ditambah lagi dari pihak ke tiga, yaitu dari mereka yang tidak punya hubungan langsung dengan sekolah , seperti profesor dan tenaga pendidik dari sekolah lain. Untuk ini telah dilakukan ujicoba pada tahun 2006 di 2 SD dan 2 SMP dan pada tahun 2007 di 3 Sd dan 3 SMP. Hasil uji coba telah dievaluasi dan pada tahun 2008 ini akan dilaksanakan di 13 SD dan 13 SMP. Dan direncanakan lima tahun mendatang evaluasi pihak ketiga ini dapat dilaksanakan untuk semua sekolah. Pelaksanaan evaluasi pihak ketiga juga telah mendapat persetujuan dari Lembaga Research Pendidikan Tokio.
- Evaluasi dari pihak ketiga dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1). Masing-masing Kepala Sekolah melakukan Evaluasi Diri
2). Hasil evaluasi ada 4 macam , A/B/C/D, hasil tersebut diserahkan kepada pihak Evaluasi ketiga
3). Diberikan titik berat pada bagian mana evaluasi akan dilakukan
4). Dari informasi tersebut, pihak tim evaluasi berkunjung dan melihat serta menerima hasil evaluasi
5). Tim evaluasi /asesor mengecek kesesuaian evaluasi diri dengan fakta di lapangan
6). Pada bulan Desember tim asesor melaporkan hasil evaluasi dan memberi komentar hasil penilaian
7). Hasil evaluasi akhir diumumkan pada bulan januari, terdiri dari 2 macam yaitu evaluasi menyeluruh (dalam bentuk uraian) dan evaluasi per item( bentuk nilai A/B/C/D dan komentar).

1 komentar:

Masruroh mengatakan...

I write this article to answer Mr Mursyid's question..maybe it won't satisfy him but actually the report is very long to post here...hope some of this can share the experience...thanks